TADZKIROH : UMAT ISLAM DAN BANGSA INDONESIA UNTUK BERISTIGHFAR DAN BERTAUBAT KEPADA ALLAH
Jumat, 30 Juni 2006
Tausyiah
TADZKIROH
DEWAN SYARIAH PUSAT
PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
NOMOR: 05/TK/K/DSP-PKS/VI/1427
KEPADA
UMAT ISLAM DAN BANGSA INDONESIA
UNTUK BERISTIGHFAR DAN BERTAUBAT KEPADA ALLAH
Musibah seakan tidak pernah berhenti menimpa umat Islam dan bangsa Indonesia.
Setelah musibah besar Tsunami di Aceh dan sekitarnya. Kini musibah itu datang silih berganti, musibah gempa tektonik di Yogyakarta dan Jawa Tengah, banjir bandang di Sulawesi, Kalimantan dan Lampung, Demam Berdarah di sebagian wilayah dan kota-kota besar di Indonesia dan musibah-musibah lainnya. Inna Lillahi wa Inna ilaihi Raaji�uun.
Musibah itu bagian dari kehendak dan kekuasaan Allah atas hamba-Nya. Peringatan bagi manusia yang lalai agar beristighfar dan taubat dari kesalahan dan kemaksiatan
yang dilakukannya kemudian kembali ke jalan yang benar. Ujian bagi orang-orang yang beriman untuk bersabar dari setiap musibah yang menimpanya dan hukuman bagi orang-orang yang zhalim dan kufur kepada Allah. Allah Ta�ala berfirman:
"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)"
Saudaraku kaum muslimin�..
Sebagai orang beriman, marilah kita melihat musibah ini dari tiga dimensi: dimensi keimanan, dimensi keilmuan dan dimensi kemanusiaan. Dimensi keimanan mengajak kita untuk merenung, mempelajari dan menangkap hikmah dari tanda-tanda zaman ini.
Kemudian kita bermuhasabah, mendekatkan diri kepada Allah, beristighfar dan bertaubat dari segala kesalahan dan dosa yang kita lakukan. Dimensi keilmuan mengharuskan kita untuk mengantisipasi sebab-sebab gempa dan bencana alam lainnya kemudian berikhtiar secara ilmiyah untuk mengurangi korban baik jiwa maupun harta. Dimensi kemanusiaan memanggil kita untuk peduli, tanggap dan cepat membantu saudara kita dengan segala daya dan potensi yang Allah berikan kepada kita. Dengan energi keimanan, keilmuan dan kemanusiaan yang Allah berikan kepada kita, insya Allah kita mampu mengatasi musibah ini.
Saudaraku umat Islam dan bangsa Indonesia�.
Marilah kita membuka mata hati kita, belajar dan bermuhasabah dari setiap musibah.
1. Kita semua baik pemerintah maupun rakyat harus segera beristighfar dan bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenarnya. Taubat dari keyakinan yang salah, kewajiban yang ditinggalkan dan kemaksiatan yang dilanggar. Musibah ini adalah semata bagian dari kekuasaan Allah untuk mengingatkan hamba-Nya agar mereka bertaubat dan kembali pada Allah.
Dan (Hud berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa."
2. Musibah ini harus menyadarkan kita, bahwa kita ini milik Allah dan akan kembali kepada Allah, kita tidak berdaya, tidak memiliki kekuatan kecuali dari Allah.
Kita sangat membutuhkan Allah, kita sangat lemah dan kita ini hamba Allah yang harus tunduk patuh pada-Nya.
�Hai manusia, kamulah yang butuh kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji� (QS Faathir 15).
3. Musibah ini adalah bagian dari ujian Allah Ta�ala kepada hamba-Nya orang- orang beriman. Musibah itu bagian dari sifat Rahman dan Rahiim-Nya, agar Allah meningkatkan kualitas orang-orang beriman dan menghapuskan dosa mereka. Allah tidak punya kepentingan untuk menyiksa hamba-Nya, bahkan rahmat Allah mendahului murka-Nya.
�Sesungguhnya besarnya balasan sesuai besarnya ujian. Dan Sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum, maka mereka diuji. Siapa yang ridha, maka Allah juga ridha, dan siapa yang benci, maka Allah juga benci�(HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah )
4. Kepada seluruh umat Islam dan bangsa Indonesia, marilah kita jadikan musibah ini sebagai sarana muhasabah (evaluasi), pendekatan diri kita kepada Allah dengan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan" (QS Al-Hasyr 1)
5. Kepada seluruh umat Islam dan bangsa Indonesia, kewajiban dalam menangani korban musibah ada pada pundak kita semua. Marilah kita bekerjasama untuk menanggulanginnya secara cepat dan menyeluruh. Merawat, memberi makanan dan minuman, menyediakan air bersih, memberikan tempat penampungan, menyelenggarakan jenazah secara Islami bagi korban meninggal, serta merehabilitasi mental, fisik dan sarana mereka secara baik dan cepat.
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya" (QS Al-Maa-idah2).
6. Kepada seluruh relawan dan tim penanggulangan musibah, baik pemerintah maupun masyarakat, marilah kita ikhlaskan niat kita, bahwa upaya ini semata-mata amal shalih dan ibadah kepada Allah SWT. bukan untuk meraih popularitas, kepentingan politik dan pujian manusia.
".. padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus" (QS Al-Bayyinah 5).
Akhirnya, semoga Allah menerima segala amal shalih dan ibadah kita, menghapuskan segala dosa dan kesalahan kita dan melindungi kita dari musibah terbesar, yaitu musibah dalam urusan agama, musibah siksa api neraka. Amien
Jakarta, 4 Jumadil Akhir 1427 H
30 Juni 2006 M
DEWAN SYARIAH PUSAT
PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
DR. H. SURAHMAN HIDAYAT, MA
KETUA
Tausyiah
TADZKIROH
DEWAN SYARIAH PUSAT
PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
NOMOR: 05/TK/K/DSP-PKS/VI/1427
KEPADA
UMAT ISLAM DAN BANGSA INDONESIA
UNTUK BERISTIGHFAR DAN BERTAUBAT KEPADA ALLAH
Musibah seakan tidak pernah berhenti menimpa umat Islam dan bangsa Indonesia.
Setelah musibah besar Tsunami di Aceh dan sekitarnya. Kini musibah itu datang silih berganti, musibah gempa tektonik di Yogyakarta dan Jawa Tengah, banjir bandang di Sulawesi, Kalimantan dan Lampung, Demam Berdarah di sebagian wilayah dan kota-kota besar di Indonesia dan musibah-musibah lainnya. Inna Lillahi wa Inna ilaihi Raaji�uun.
Musibah itu bagian dari kehendak dan kekuasaan Allah atas hamba-Nya. Peringatan bagi manusia yang lalai agar beristighfar dan taubat dari kesalahan dan kemaksiatan
yang dilakukannya kemudian kembali ke jalan yang benar. Ujian bagi orang-orang yang beriman untuk bersabar dari setiap musibah yang menimpanya dan hukuman bagi orang-orang yang zhalim dan kufur kepada Allah. Allah Ta�ala berfirman:
"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)"
Saudaraku kaum muslimin�..
Sebagai orang beriman, marilah kita melihat musibah ini dari tiga dimensi: dimensi keimanan, dimensi keilmuan dan dimensi kemanusiaan. Dimensi keimanan mengajak kita untuk merenung, mempelajari dan menangkap hikmah dari tanda-tanda zaman ini.
Kemudian kita bermuhasabah, mendekatkan diri kepada Allah, beristighfar dan bertaubat dari segala kesalahan dan dosa yang kita lakukan. Dimensi keilmuan mengharuskan kita untuk mengantisipasi sebab-sebab gempa dan bencana alam lainnya kemudian berikhtiar secara ilmiyah untuk mengurangi korban baik jiwa maupun harta. Dimensi kemanusiaan memanggil kita untuk peduli, tanggap dan cepat membantu saudara kita dengan segala daya dan potensi yang Allah berikan kepada kita. Dengan energi keimanan, keilmuan dan kemanusiaan yang Allah berikan kepada kita, insya Allah kita mampu mengatasi musibah ini.
Saudaraku umat Islam dan bangsa Indonesia�.
Marilah kita membuka mata hati kita, belajar dan bermuhasabah dari setiap musibah.
1. Kita semua baik pemerintah maupun rakyat harus segera beristighfar dan bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenarnya. Taubat dari keyakinan yang salah, kewajiban yang ditinggalkan dan kemaksiatan yang dilanggar. Musibah ini adalah semata bagian dari kekuasaan Allah untuk mengingatkan hamba-Nya agar mereka bertaubat dan kembali pada Allah.
Dan (Hud berkata): "Hai kaumku, mohonlah ampun kepada Tuhanmu lalu bertobatlah kepada-Nya, niscaya dia menurunkan hujan yang sangat deras atasmu, dan dia akan menambahkan kekuatan kepada kekuatanmu, dan janganlah kamu berpaling dengan berbuat dosa."
2. Musibah ini harus menyadarkan kita, bahwa kita ini milik Allah dan akan kembali kepada Allah, kita tidak berdaya, tidak memiliki kekuatan kecuali dari Allah.
Kita sangat membutuhkan Allah, kita sangat lemah dan kita ini hamba Allah yang harus tunduk patuh pada-Nya.
�Hai manusia, kamulah yang butuh kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji� (QS Faathir 15).
3. Musibah ini adalah bagian dari ujian Allah Ta�ala kepada hamba-Nya orang- orang beriman. Musibah itu bagian dari sifat Rahman dan Rahiim-Nya, agar Allah meningkatkan kualitas orang-orang beriman dan menghapuskan dosa mereka. Allah tidak punya kepentingan untuk menyiksa hamba-Nya, bahkan rahmat Allah mendahului murka-Nya.
�Sesungguhnya besarnya balasan sesuai besarnya ujian. Dan Sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum, maka mereka diuji. Siapa yang ridha, maka Allah juga ridha, dan siapa yang benci, maka Allah juga benci�(HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah )
4. Kepada seluruh umat Islam dan bangsa Indonesia, marilah kita jadikan musibah ini sebagai sarana muhasabah (evaluasi), pendekatan diri kita kepada Allah dengan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan" (QS Al-Hasyr 1)
5. Kepada seluruh umat Islam dan bangsa Indonesia, kewajiban dalam menangani korban musibah ada pada pundak kita semua. Marilah kita bekerjasama untuk menanggulanginnya secara cepat dan menyeluruh. Merawat, memberi makanan dan minuman, menyediakan air bersih, memberikan tempat penampungan, menyelenggarakan jenazah secara Islami bagi korban meninggal, serta merehabilitasi mental, fisik dan sarana mereka secara baik dan cepat.
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya" (QS Al-Maa-idah2).
6. Kepada seluruh relawan dan tim penanggulangan musibah, baik pemerintah maupun masyarakat, marilah kita ikhlaskan niat kita, bahwa upaya ini semata-mata amal shalih dan ibadah kepada Allah SWT. bukan untuk meraih popularitas, kepentingan politik dan pujian manusia.
".. padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus" (QS Al-Bayyinah 5).
Akhirnya, semoga Allah menerima segala amal shalih dan ibadah kita, menghapuskan segala dosa dan kesalahan kita dan melindungi kita dari musibah terbesar, yaitu musibah dalam urusan agama, musibah siksa api neraka. Amien
Jakarta, 4 Jumadil Akhir 1427 H
30 Juni 2006 M
DEWAN SYARIAH PUSAT
PARTAI KEADILAN SEJAHTERA
DR. H. SURAHMAN HIDAYAT, MA
KETUA
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home