Bershodaqoh di hari yang sulit
oleh sandi effendi
Zaman sekarang yang serba konsumtif dan egosentris rasanya berat untuk memberikan sesuatu yang sudah menjadi milik kita, atau menyisihkan sesuatu dari rezeki kita kepada orang yang sangat membutuhkan di sekitar kita, atau istilah arabnya bershodaqoh, apalagi di negeri kita yang lagi kena krisis, ada perkataan dari seseorang, jangankan untuk mendapatkan yang halal, yang haram aja sudah susah, entah benar atau tidak yang jelas kita lihat kenyataan orang-orang saling menyelamatkan dirinya sendiri untuk sekedar bisa suvive , bahkan tidak segan-segan mengambil milik orang lain yang bukan haknya. Apapun yang menimpa kita sekarang ini, kita dalam kondisi yang sulit, atau ada sebagian dari kita yang diberi kelebihan rezeki oleh Allah patut kita syukuri apapun adanya, bukankah segala urusan bagi setiap orang mu’min itu baik? Jika dia diberikan kesenangan oleh Allah SWT, dia mengucapkan Alhamdulillah, jika dia ditimpa musibah dia bilang Innalilahi wa inna ilaihi raaji’uun.
Manakah yang lebih baik dikasih kelebihan rezeki oleh Allah tapi kita merasa kurang dan terus disibukan oleh urusan dunia , ataukah dicukupkan rezeki kita padahal jumlahnya sedikit, memang ada benarnya meminjam perkataan Robert T kiyoshaki dalam bukunya Rich Dad poor Dad, It is not about how much you earn money. But it is about how much you save!Apapun yang kita dapatkan lebih baik merasa qonaah, daripada panjang angan-angan.Bahkan Rasulullah berdoa minta dihidupkan bersama orang miskin, dimatikan bersama orang miskin, dan dikumpulkan di hari akhir bersama orang miskin, jadi kalo kita seorang miskin yang takwa mempunyai fadilah atau keutamaan disisi Allah dan rasulnya daripada seorang kaya yang jauh dari Allah, tapi bukan berarti kita harus miskin, selama kita masih hidup diwajibkan buat kita untuk berikhtiar mencari yang terbaik, bukankah bumi Allah ini luas? Tidakkah kita perhatikan bagaimana Allah memberikan rezeki kepada burung, pergi pagi dengan perut kosong, dan pulang sore ke sarang mereka dengan perut kenyang? Tapi dengan syarat perhatikan sumber rezeki kita, dari pendapatan yang halalkah atau yang haram, karena jika salah akan menghambat terkabulkannya doa kita, karena rasul saw telah mengingatkan kita dengan seorang laki-laki yang telah jauh perjalanannya, dia berambut kusut dengan penuh debu, dia menadahkan kedua tangannya ke langit dan berkata wahai Tuhan, wahai Tuhan, sementara makannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dikenyangkan dengan barang yang haram, maka bagaimana ia akan diterima permintaanya?
Kita mungkin merasa iri melihat orang kaya sholeh beramal, bershodaqoh, berinfaq, sedangkan kita tidak mempunyai apa-apa untuk dishodaqohkan, memberi ke orang lain yang membutuhkan. Tapi jangan takut, rasulullah memberikan tips bagi kita yang tidak punya sesuatu untuk bershodaqoh,orang-orang dari shahabat Rasulullah saw telah berkata kepada nabi saw:Wahai Rasulullah! Orang-orang kaya lebih banyak mendapatkan pahala, mereka mengerjakan shalat sebagaimana kami bershalat, dan mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa. Dan mereka bersedekah dengan kelebihan mereka. Nabi bersabda: Bukankah Tuhan telah menjadikan sesuatu bagimu untuk bersedekah?Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah sedekah dan tiap-tiap tahmid adalah sedekah dan menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, dan melarang kemungkaran adalah sedekah dan persetubuhan salah seorang daripadamu(dengan istrinya) adalah sedekah. Mereka bertanya: Hai Rasulullah, apakah (jika) salah seorang diantara kami mengikuti shahwatnya maka dia dapat pahala? Rasul bersabda: Tahukah engkau jika seseorang menumpahkan shahwatnya kepada yang haram tidakkah berdosa daa? Maka demikian pula apabila dia menempatkan shahwatnya pada yang hala, maka akan dapat pahala baginya. Oleh karena itu tunggu apalagi, marilah kita berlomba-lomba mendapatkan pahala dari Allah swt, karena masih-masing kita mempunyai kesempatan untuk beramal.
www.abuhukma.blogspot.com
www.medicalsurgicalnursing.blogspot.com
Zaman sekarang yang serba konsumtif dan egosentris rasanya berat untuk memberikan sesuatu yang sudah menjadi milik kita, atau menyisihkan sesuatu dari rezeki kita kepada orang yang sangat membutuhkan di sekitar kita, atau istilah arabnya bershodaqoh, apalagi di negeri kita yang lagi kena krisis, ada perkataan dari seseorang, jangankan untuk mendapatkan yang halal, yang haram aja sudah susah, entah benar atau tidak yang jelas kita lihat kenyataan orang-orang saling menyelamatkan dirinya sendiri untuk sekedar bisa suvive , bahkan tidak segan-segan mengambil milik orang lain yang bukan haknya. Apapun yang menimpa kita sekarang ini, kita dalam kondisi yang sulit, atau ada sebagian dari kita yang diberi kelebihan rezeki oleh Allah patut kita syukuri apapun adanya, bukankah segala urusan bagi setiap orang mu’min itu baik? Jika dia diberikan kesenangan oleh Allah SWT, dia mengucapkan Alhamdulillah, jika dia ditimpa musibah dia bilang Innalilahi wa inna ilaihi raaji’uun.
Manakah yang lebih baik dikasih kelebihan rezeki oleh Allah tapi kita merasa kurang dan terus disibukan oleh urusan dunia , ataukah dicukupkan rezeki kita padahal jumlahnya sedikit, memang ada benarnya meminjam perkataan Robert T kiyoshaki dalam bukunya Rich Dad poor Dad, It is not about how much you earn money. But it is about how much you save!Apapun yang kita dapatkan lebih baik merasa qonaah, daripada panjang angan-angan.Bahkan Rasulullah berdoa minta dihidupkan bersama orang miskin, dimatikan bersama orang miskin, dan dikumpulkan di hari akhir bersama orang miskin, jadi kalo kita seorang miskin yang takwa mempunyai fadilah atau keutamaan disisi Allah dan rasulnya daripada seorang kaya yang jauh dari Allah, tapi bukan berarti kita harus miskin, selama kita masih hidup diwajibkan buat kita untuk berikhtiar mencari yang terbaik, bukankah bumi Allah ini luas? Tidakkah kita perhatikan bagaimana Allah memberikan rezeki kepada burung, pergi pagi dengan perut kosong, dan pulang sore ke sarang mereka dengan perut kenyang? Tapi dengan syarat perhatikan sumber rezeki kita, dari pendapatan yang halalkah atau yang haram, karena jika salah akan menghambat terkabulkannya doa kita, karena rasul saw telah mengingatkan kita dengan seorang laki-laki yang telah jauh perjalanannya, dia berambut kusut dengan penuh debu, dia menadahkan kedua tangannya ke langit dan berkata wahai Tuhan, wahai Tuhan, sementara makannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram dan dikenyangkan dengan barang yang haram, maka bagaimana ia akan diterima permintaanya?
Kita mungkin merasa iri melihat orang kaya sholeh beramal, bershodaqoh, berinfaq, sedangkan kita tidak mempunyai apa-apa untuk dishodaqohkan, memberi ke orang lain yang membutuhkan. Tapi jangan takut, rasulullah memberikan tips bagi kita yang tidak punya sesuatu untuk bershodaqoh,orang-orang dari shahabat Rasulullah saw telah berkata kepada nabi saw:Wahai Rasulullah! Orang-orang kaya lebih banyak mendapatkan pahala, mereka mengerjakan shalat sebagaimana kami bershalat, dan mereka berpuasa sebagaimana kami berpuasa. Dan mereka bersedekah dengan kelebihan mereka. Nabi bersabda: Bukankah Tuhan telah menjadikan sesuatu bagimu untuk bersedekah?Sesungguhnya tiap-tiap tasbih adalah sedekah dan tiap-tiap tahmid adalah sedekah dan menyuruh kepada kebaikan adalah sedekah, dan melarang kemungkaran adalah sedekah dan persetubuhan salah seorang daripadamu(dengan istrinya) adalah sedekah. Mereka bertanya: Hai Rasulullah, apakah (jika) salah seorang diantara kami mengikuti shahwatnya maka dia dapat pahala? Rasul bersabda: Tahukah engkau jika seseorang menumpahkan shahwatnya kepada yang haram tidakkah berdosa daa? Maka demikian pula apabila dia menempatkan shahwatnya pada yang hala, maka akan dapat pahala baginya. Oleh karena itu tunggu apalagi, marilah kita berlomba-lomba mendapatkan pahala dari Allah swt, karena masih-masing kita mempunyai kesempatan untuk beramal.
www.abuhukma.blogspot.com
www.medicalsurgicalnursing.blogspot.com
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home