Verifikasi ijazah, pentingkah??
Permasalahan krusial yang selama bertahun-tahun menimpa sebagian perawat Indonesia di Kuwait tentang verifikasi ijazah mulai ada titik terang setelah ada sebagian perawat perindividu mengurus ke instansi terkait di Indonesia, mulai dari Pusdiknakes ke Kedutaan Kuwait di Jakarta, Foreign Affair sampai akhirnya surat itu harus sampai di tangan pihak Higher education Kuwait. Tidak mudah memang mengurus itu semua, karena urusannya yang G to G bukan goverment to individu, dengan pengorbanan waktu, tenaga dan biaya berhadapan dengan birokrasi di pemerintahan, pelayanan yang tidak ramah, dilempar ke sana sini, ternyata usaha dan jerih payah teman-teman ada hasilnya, setelah surat itu sampai ke higher education, mereka langsung merespon dengan positif, inilah surat yang kami tunggu-tunggu sekian lama, seolah olah menerima surat sakti yang bisa menyelesaikan akar masalah, teman-temanpun bisa bernafas lega.
Kenapa harus ada verifikasi ijazah, padahal kita sudah bertahun-tahun kerja menerima gaji, toh kalau mau di check keabsahan ijazah kita kenapa tidak pada ujian seleksi masuk? sehingga tidak membikin masalah di kemudian hari. Setelah diselidiki dan informasi yang diperoleh ada beberapa alasan mengapa Ministry of Health kuwait meminta verifikasi ijazah perawat. Salah satunya karena adanya pemalsuan ijazah keperawatan dari negara-negara lain, yang statusnya bukan perawat, bekerja sebagai perawat untuk mengais rejeki di negara kaya minyak ini, sehingga diperlukan screening semua perawat dari berbagai negara untuk di check keabsahannya, berimbaslah ke semua perawat Indonesia, yang belum terverifikasi karena birokrasi yang tidak lancar. Terus apa dampaknya bagi perawat yang ijazahnya tidak terverifikasi? Ada sebagian teman-teman bilang bahwa dengan mengurus verifikasi mengorek-ngorek permasalahan yang sudah frozen, tapi respon berbeda juga disampaikan oleh teman-teman di organisasi keperawatan Indonesia di Kuwait, bahwa permasalahan verifikasi ini, seperti bom waktu yang kapan saja bisa meledak kalau ada faktor pemicu sehingga berdampak kesemua orang, sebelum itu terjadi, semaksimal mungkin kita hindari, antisipasi dan selesaikan. Efek yang sudah tampak dan terjadi sekarang akibat ijazah yang tidak terverifikasi adalah tidak keluarnya uang pesangon rekan-rekan yang resign dari Kuwait, karena resignation formality yang terhambat di higher education, sebagai jalan pintasnya, mereka, ada yang pinjam ke bank dan lari ke Indonesia dengan anggapan uang pengganti pesangon mereka. Akibat masalah yang menggantung ini banyak pihak yang dirugikan, individu yang tidak menerima pesangon, pihak bank yang nasabahnya kabur bawa uang pinjaman, perekrutan perawat baru dari Indonesia yang terhambat, dan citra masyarakat Indonesia di mata pemerintahan Kuwait tercoreng akibat ulah segelintir warganya yang melanggar hukum.
Terus langkah apa yang akan dilakukan rekan-rekan perawat sekarang? INNAK, organisasi perawat Indonesia di Kuwait yang sudah menjadi cabang PPNI, telah membentuk tim Verifikasi, tim ini terdiri dari anggota INNAK dari bidang hukum, pihak KBRI Kuwait bidang pensosbud, dibantu oleh PJTKI danPPNI yang punya akses ke Depkes, Deplu serta ke Kedutaan Kuwait. Melihat itikad baik, keseriusan dan keikhlasan teman-teman, dukungan dari sana sini dan prosedur yang sudah terbayang jelas, kami mempunyai harapan baru dan sikap optimis masalah ini bisa terselesaikan. Hasil akhir dari pertemuan perawat di KBRI tanggal 29 juni menyimpulkan pihak INNAK melayani pengurusan verifikasi ijazah secara kolektif. Bagi yang berminat untuk mengurus kolektif bisa kontak kesaya atau pengurus INNAK. Mudah-mudahan Allah memberikan kemudahan atas usaha kita semua, insha allah dimana ada kemauan pasti banyak jalan, tapi kalau tidak ada kemauan biasanya banyak alasan.
0 Comments:
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home