<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d28801414\x26blogName\x3dabuhukma\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dSILVER\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://abuhukma.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://abuhukma.blogspot.com/\x26vt\x3d3501705340879873369', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>


abuhukma

Friday, June 16, 2006

Health Journal | Medical Equipment | Indonesian Cuisine | First Aid | Dialysis Machine | Ultrasound | Nursing Agency |

TADZKIROH DEWAN SYARIAH PUSAT

TADZKIROH DEWAN SYARIAH PUSAT

PARTAI KEADILAN SEJAHTERA

NOMOR: 04/TK/K/DSP-PKS/V/1427


TENTANG


MUSIBAH YOGYAKARTA DAN JAWA TENGAH


Musibah kembali menimpa saudara kita di Yogyakarta dan Jawa Tengah. Pada saat penduduk sedang bersiaga menghadapi musibah gunung Merapi. Dalam hitungan menit, musibah gempa tektonik yang tidak diduga ini menelan lebih dari enam ribu korban jiwa meninggal, puluhan ribu korban luka-luka dan merusak infrastruktur di dua propinsi tersebut. Harta benda yang telah dikumpulkan berpuluh tahun lenyap seketika. Tetesan air mata, tangisan orang yang ditinggal keluarga, kebingungan, kelaparan, dan kesakitan bersatu padu mengiringi musibah ini. Subhanallah !Betapa lemah dan tidak berdayanya manusia dihadapan kekuasaan Allah Ta'ala.


Musibah dan ujian itu adalah kehendak dan kepastian Allah yang akan ditimpakan kepada hamba-Nya di dunia. Karena dunia memang tempat ujian dan cobaan. Dan ucapan yang paling baik jika kita tertimpa cobaan dan musibah adalah; Inna Lillahi wa Inna ilaihi Raaji'uun. Bahwa kita milik Allah dan akan kembali menghadap Allah. Dibalik musibah ini pasti banyak terdapat hikmah yang Allah Ta'ala berikan kepada umat manusia, baik yang ditimpa musibah maupun yang tidak.


Musibah yang menimpa manusia harus disikapi dengan benar, tidak boleh berburuk sangka kepada Allah. Bahwa Allah Ta'ala Maha Lembut terhadap hamba-Nya, dengan kelembutannya Allah memberikan peringatan bagi manusia yang lalai agar tidak berbuat maksiat dan mensekutukan-Nya. Ujian bagi orang-orang yang beriman untuk bersabar dari setiap musibah yang menimpanya dan hukuman bagi orang-orang bermaksiat dan ingkar kepada Allah.


Saudaraku kaum muslimin…..

Sebagai orang beriman, marilah kita melihat musibah ini dari tiga dimensi: dimensi keimanan, dimensi keilmuan dan dimensi kemanusiaan. Dimensi keimanan mengajak kita untuk merenung, mempelajari dan menangkap hikmah dari tanda-tanda zaman ini. Kemudian kita bermuhasabah, mendekatkan diri kepada Allah dan bertaubat dari segala kesalahan dan dosa yang kita lakukan. Dimensi keilmuan mengharuskan kita untuk mengantisipasi sebab-sebab gempa dan bencana alam lainnya kemudian berikhtiar secara ilmiyah untuk mengurangi korban baik jiwa maupun harta. Dimensi kemanusiaan memanggil kita untuk peduli, tanggap dan cepat membantu saudara kita dengan segala daya dan potensi yang Allah berikan kepada kita. Dengan energi keimanan, keilmuan dan kemanusiaan yang Allah berikan kepada kita, insya Allah kita mampu mengatasi musibah ini.


Saudaraku umat Islam dan bangsa Indonesia….

Marilah kita membuka mata hati kita, belajar dan bermuhasabah:
1.Dalam sekejap mahluk-mahluk yang bernyawa menemui ajalnya. Ribuan manusia meninggal dalam musibah Yogya dan kota lainnya di Jawa Tengah. Bukankah ini bukti yang kuat dari Allah Ta'ala bahwa kematian itu pasti. Kematian akan mendatangi setiap manusia, baik secara sendiri, maupun jama'ah. Kematian akan datang setiap saat, baik siang maupun malam, waktu pagi, sore atau yang lainnya. Jadi kita harus selalu siap siaga menghadapi kematian yang pasti itu.

"Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; Maka apabila Telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak dapat (pula) memajukannya" (QS Al-A'raaf 34).

2.Kita bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenarnya. Taubat dari keyakinan yang salah, kewajiban yang ditinggalkan dan kemaksiatan yang dilanggar. Musibah gempa dan lainnya bukanlah karena kemarahan Nyi Loro Kidul atau kurangnya sesajen dll. Karena syetan dan jin itu tidak memiliki kekuasaan dan kekuataan. Musibah ini adalah semata bagian dari kekuasaan Allah untuk mengingatkan hamba-Nya agar mereka bertaubat dan kembali pada Allah.

"Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan Karena perbuatan tangan manusi, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar)".

3.Musibah ini harus menyadarkan kita, bahwa kita ini milik Allah dan akan kembali kepada Allah, kita tidak berdaya, tidak memiliki kekuatan kecuali dari Allah. Kita sangat membutuhkan Allah, kita sangat lemah dan kita ini hamba Allah yang harus tunduk patuh pada-Nya. Mayoritas infrastruktur kehidupan hancur. Rumah, masjid, pasar dan aktivitas ekonomi, sekolah dan aktifitas pendidikan, kantor-kantor pemerintah dan aktifitas birokrasi dan pelayanan publik tidak berjalan. Yogya yang disebut Daerah Istimewa itu lumpuh dan kembali ke titik nol.

"Hai manusia, kamulah yang butuh kepada Allah; dan Allah Dia-lah Yang Maha Kaya (tidak memerlukan sesuatu) lagi Maha Terpuji" (QS Faathir 15).

4.Musibah ini adalah bagian dari ujian Allah Ta'ala kepada hamba-Nya orang-orang beriman. Musibah itu bagian dari sifat Rahman dan Rahiim-Nya, agar Allah meningkatkan kualitas orang-orang beriman dan menghapuskan dosa mereka. Allah tidak punya kepentingan untuk menyiksa hamba-Nya, bahkan rahmat Allah mendahului murka-Nya.

"Sesungguhnya besarnya balasan sesuai besarnya ujian. Dan Sesungguhnya jika Allah mencintai suatu kaum, maka mereka diuji. Siapa yang ridha, maka Allah juga ridha, dan siapa yang benci, maka Allah juga benci"(HR At-Tirmidzi dan Ibnu Majah )

5.Selagi kita masih hidup, maka kita masih mempunyai harapan, mempunyai kesempatan untuk kembali, bertaubat dan bangkit menghadapi musibah ini dengan keimanan dan kerja keras. Mari kita manfaatkan sisa-sisa hidup ini untuk beramal shalih dan memberikan yang terbaik untuk diri, keluarga dan masyarakat kita sehingga akan berdampak pada kebahagiaan hidup kita di dunia dan akhirat.

"Dan orang-orang yang berjihad untuk (mencari keridhaan) kami, benar- benar akan kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan kami. dan Sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik" (QS Al-ankabuut 69).


6.Kepada seluruh umat Islam dan bangsa Indonesia, marilah kita jadikan musibah ini sebagai sarana muhasabah (evaluasi), pendekatan diri kita kepada Allah dengan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah, kemudian kita bersyukur atas segala ni'mat Allah tersebut dan tidak mengkufurinya dengan kemaksiatan yang kita lakukan.

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang Telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Dan janganlah kamu seperti orang-orang yang lupa kepada Allah, lalu Allah menjadikan mereka lupa kepada mereka sendiri. mereka Itulah orang-orang yang fasik" (QS Al-Hasyr 18-19).


7.Kepada seluruh umat Islam dan bangsa Indonesia, kewajiban dalam menangani korban musibah ada pada pundak kita semua. Marilah kita bekerjasama untuk menanggulanginnya secara cepat dan menyeluruh. Merawat, memberi makanan dan minuman, menyediakan air bersih, memberikan tempat penampungan, menyelenggarakan jenazah secara Islami bagi korban meninggal, serta merehabilitasi mental, fisik dan sarana mereka secara baik dan cepat.

"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya" (QS Al-Maa-idah2).

8.Kepada seluruh relawan dan tim penanggulangan musibah Yogya dan Jawa Tengah, baik pemerintah maupun masyarakat, marilah kita ikhlaskan niat kita, bahwa upaya ini semata-mata amal shalih dan ibadah kepada Allah SWT. bukan untuk meraih popularitas, kepentingan politik dan pujian manusia.

"….. padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus" (QS Al-Bayyinah 5).


Akhirnya, semoga Allah menerima segala amal shalih dan ibadah kita, menghapuskan segala dosa dan kesalahan kita dan melindungi kita dari musibah terbesar, yaitu musibah dalam urusan agama, musibah siksa api neraka. Amien


"Sesungguhnya kita datang dari Allah dan akan kembali kepadaNYA. Cukuplah Allah bagi kita. Dia-lah sebaik-baiknya sandaran, pelindung dan penolong.

Kami bertawakkal kepada Allah, tiada daya dan kekuatan kecuali dari Allah"



Jakarta, 3 Jumadil Ula 1427 H

31 Mei 2006 M



DEWAN SYARIAH PUSAT

PARTAI KEADILAN SEJAHTERA





DR. H. SURAHMAN HIDAYAT, MA

KETUA

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home