<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d28801414\x26blogName\x3dabuhukma\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dSILVER\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://abuhukma.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://abuhukma.blogspot.com/\x26vt\x3d3501705340879873369', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>


abuhukma

Friday, September 15, 2006

Health Journal | Medical Equipment | Indonesian Cuisine | First Aid | Dialysis Machine | Ultrasound | Nursing Agency |

Muadzin

Muadzin
oleh: Sandi Effendi


Kita selalu mendengarnya lima kali dalam sehari. Sebagian mengerti terhadap suara ini, sebagian lagi acuh tak acuh. Dimulai pada terbit fajar, mengajak setiap orang untuk bangun dari tidur yang lelap. Banyak dari mereka yang jawab panggilannya, banyak juga orang yang lebih baik memilih tidur kembali, entah dia mendengarnya atau tidak.
Dia adalah muadzin yang memanggil orang Islam 5 kali setiap hari, Shubuh, dzuhur, ashar, maghrib, Isya. Tugas dia mengingatkan orang Islam untuk beribadah kepada Allah SWT. Dia memulai dengan mengumandangkan adzan dilanjutkan dengan iqomah untuk mengajak sholat berjamaah.
Ada lima kali adzan dan lima kali iqomah setiap hari, ditambah satu kali adzan waktu shubuh, yang menyerukan sholat lebih baik daripada tidur, jumlah ini cukup bagi orang islam untuk bersegera memenuhi panggilan Allah.
Kalimat-kalimat dalam adzan bukan sekedar kata-kata biasa tanpa makna dan tanpa arti, tapi seruan dari Allah SWT kepada setiap muslim untuk memenuhi panggilan-Nya. Bagi setiap muslim sunni di seluruh penjuru dunia, walaupun berbeda madzhab tetap sama, Allahu akbar (allah maha besar), Ashadu an laa ilaaha ilaa allah (aku bersaksi tiada Tuha selain Allah), Ashadu Anna Muhammad arrosuulu allah(aku bersaksi bahwa nabi Muhammad SAW utusan Allah), Hayya ala assholah(mari kita sholat), Hayya ala alfalah(mari mencapai kemenangan), Allahu akbar(allah maha besar), laa ilaaha illa allah( tiada tuhan selain allah), inilah yang membedakan dari umat lainnya tatkala memanggil kaumnya , seperti lonceng gereja bagi umat Nasrani, Terompet bagi umat Majusi.

Selain seorang muadzin ikhlas beribadah untuk mendapatkan pahala dari Allah SWT, juga sebagai seorang profesi yang sangat ketat sekali seleksinya di Kuwait ini, dibanding Negara-negara lain, apa lagi dinegara kita, siapa yang mau berminat jadi muadzin? Dan siapa saja boleh adzan dan qomat.
Sheikh Ahmad (bukan nama aslinya) kerja di kementrian agama Kuwait (ministry of Awqaf), dimana salah satu tugasnya menginterview calon-calon muadzin yang melamar ke Awqaf. Ada beberapa syarat untuk menjadi seorang muadzin di Kuwait. Menteri agama mensyaratkan bahwa dia harus lulusan S1 syariah atau minimal Diploma keagamaan, hafal minimal 5 juz Al-Qur’an, hafal Hadits Arba’in, harus faham ilmu Fiqih, tahu Tajwid, dan tahu ilmu hadits, juga ada syarat penting dia harus faqih atau faham tentang Islam. Para calon muadzin harus mengikuti ujian tulis berdasarkan madzhab dia yang empat, sebagaimana di Kuwait mayoritas muslim Sunni, meskipun mesjid syiah juga dibawah administrasi kementrian agama Kuwait, tapi pertanggung-jawabannya tidak secara langsung ke kementrian. Sheikh Ahmad menambahkan, meskipun seseorang dari negaranya masing –masing sudah menjadi imam atau muadzin, tetap mereka harus memasuki seleksi yang ketat berupa interview dan ujian tulis.
Berbicara masalah tanggung jawab, tugas muadzin bukan semata-mata memanggil orang untuk shalat(adzan) tapi lebih dari itu, dia juga harus siap jadi imam dalam shalat tatkala imamnya tidak ada, misalnya hari jumat, karena imamnya libur satu hari, harus jadi pengganti khotib jum’at jika khotibnya absent, bertanggung-jawab terhadap kebersihan dan keamanan mesjid, muadzin juga harus berada di mesjid setengah jam sebelum adzan dikumandangkan, selain waktu shalat, muadzin punya waktu luang yang bisa mereka manfaatkan untuk aktifitas lain, misalnya ba’da ashar mengajar tahsin dan tahfidz alqur’an bagi anak-anak usia sekolah, ada anak ikhwah ridho namanya dia sudah hafal 8 juz alqur’an padahal masih usia 11 tahun, karena ikut program ini.
Kuwait salah satu Negara yang mempunyai perhatian besar terhadap bidang keagamaan, termasuk profesi muadzin dan imam. Sheikh Ahmad bilang, jumlah pelamar untuk menjadi muadzin dan imam meningkat dalam beberapa tahun terakhir ini, karena melihat beberapa manfaat yang didapat, dan hampir 90% dari mereka lulusan universitas keagamaan. Dengan gaji 9 juta rupiah ukuran kita, ditambah tunjangan perumahan dan pendidikan anak, kelihatannya merupakan profesi yang menjanjikan dipandang setiap orang.
Ada sebagian orang bilang bahwa muadzin harus mempunyai suara yang bagus agar enak didengar dan orang akan menjawab panggilan Allah untuk melakukan sholat, karena jika jelek ditampah pakai pengeras suara, tambah bikin bising dan berisik, bagaimana orang mau tertarik? Masalah ini menjadi perdebatan kementrian agama Mesir dengan pihak Universitas Al-Azhar Kairo, yang berefek banyak para muadzin kehilangan pekerjaannya.
Bagaimanapun Kuwait tidak seperti Mesir, suara bagus tidak menjadi syarat utama, selama dia kapabel, faham islam, fiqh, hafal hadits dan al-qur’an, tahu ilmu tajwid, kenapa harus ditolak karena gara-gara dia punya suara tidak terlalu bagus, kata sheikh Ahmad.
Adzan ada kronologisnya, tatkala Rasulullah bersabda bahwa adzan harus dikumandangkan dimana saja kita berada ketika waktu sholat tiba. Alhamdulillah rumah kami berdampingan dengan mesjid, kalau lihat ke jendela sudah kelihatan rumah Allah yang megah, sehingga tiap 5 waktu shalat selalu terdengar, sampai si Hukma sudah bisa mengikuti sedikit-sedikit kalimatnya, dan kalau saya sendiri yang adzan di depan dia, dia sampai terharu dan menangis, padahal usianya masih 15 bulan. Kami berharap menjadi generasi yang hati-hati kami selalu terpaut dengan mesjid seperti yang dikabarkan oleh Rasulullah, yang akan menjadi salah satu dari tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah SWT pada hari akhir.Amiin

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home