<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d28801414\x26blogName\x3dabuhukma\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dSILVER\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://abuhukma.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den_US\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://abuhukma.blogspot.com/\x26vt\x3d3501705340879873369', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>


abuhukma

Tuesday, February 13, 2007

Health Journal | Medical Equipment | Indonesian Cuisine | First Aid | Dialysis Machine | Ultrasound | Nursing Agency |

generasi yang hilang

Generasi yang hilang
Kenangan waktu kecil masih kuat dalam ingatanku ketika habis sholat maghrib di surau membentuk lingkaran belajar mengaji mulai dari a,ba ta, tsa, alqur’an juz amma, sampai tilawah di qur’an yang besar cetakan Indonesia, ditambah dengan belajar tajwidnya.,yang mengajar kami waktu itu bapak saya, berkat kesabaran guru yang mengajari kami mengaji, alhamdulillah dengan bekal itu terasa manfaatnya sampai sekarang,terima kasih guru, terima kasih ayah, seandainya tidak dibekali belajar mengaji sewaktu kecil, mungkin kami akan menjadi orang-orang yang buta terhadap al qura’an, bisa jadi menjadi orang-orang suskes di dunia tapi bodoh dalam agama.Di sore hari ba’da ashar kami pergi ke sekolah agama, di situ kami mendapatkan pelajaran agama lebih dari sekedar baca al qur’an, walaupun cuma satu jam, karena mata pelajarannya berbeda setiap harinya, kami mengenal juga sedikit tentang aqidah, akhlak, fiqih, dan siroh.
Zaman berubah, kehidupan juga berubah, sewaktu saya pulang kampung budaya baik ini telah hilang di masyarakat, yang dulu surau sekarang berubah menjadi mesjid karena dibangun dengan megah, tapi sepi dari pengunjung, dan tidak ada lagi kegiatan belajar mengajar bagi anak-anak, begitu juga yang dulu ada sekolah agama, sekarang libur untuk selamanya, entah tidak ada murid, atau tidak ada guru yang mengajar, ataukah tidak ada kesadaran dari para orang tua terhadap pentingnya pendidikan islam bagi anak-anak mereka?Sekarang kemanakah anak-anak generasi sekarang, apa aktifitas mereka,Ternyata banyak anak-anak kecil yang disibukkan di waktu maghribnya dengan menonton di channel-channel televisi swatsa bersama orang tuanya, film menjadi guru pembimbingnya, sinetron menjadi private teachernya. Ada juga anak-anaknya yang masih sibuk diluar dengan bermotor ria keliling kota sambil cari pasangan atau sekedar mejeng di mall, orang tuanya tidak sempat mengingatkan karena mereka juga sibuk cari nafkah dari pagi sampai sore, yang masih tidak cukup buat menghidupi keluarga di zaman sekarang ini. Mereka semata-mata menyerahkan dan mempercayakan pendidikan agama anak kepada guru yang mendidik mereka di sekolah, padahal kita tahu sendiri kurikulum system pendidikan kita, sangat minim proporsi pendidikan agama islam, hanya 2 jam pelajaran dalam satu minggu, apa yang akan kita dapatkan dari dua jam perminggu tadi, yang tidak bisa mengaji akan demikian sampai dia lulus sma, dan masuk ke universitas, maka tidak heran banyak mahasiswa-mahasiswa di fakultas agama, berfikiran menyimpang dari agama islam, karena mereka orang-orang bodoh yang tidak punya bekal agama dan takjub terhadap dosen-dosen produk barat,apakah lulusan universitas ini akan menjadi dai panutan dan tuntutan buat kita?Salah siapakah ini? Salah anak-anak, salah orang tua, atau salah pendidikan nasional yang sekular?Yang jelas telah ada generasi yang hilang, generasi qurani yang belajar dan mengajarkan agama kepada kita, bagaimanakah nasib masa depan anak-anak kita? Akankah mereka menjadi generasi yang asing terhadap agamanya sendiri, yang jelas kita semua mempunyai tugas yang berat, membentuk generasi muslim, membentuk peradaban islam mulai dari diri kita, mulai sekarang, bukan cuma janji kepada anak kita untuk memberikan pendidikan islam yang bagus di masa depan, tapi mulai sekarang kita harus berbuat..

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]



<< Home